The Heart Breaker

Beberapa orang memang dianugrahi kemampuan untuk hidup tenang dalam rasa bersalah. – Roy Saputra

Dear heart breaker, mungkin ungkapan Roy itu cocok ditujukan ke kalian ya. Dan salah satu heart breaker yang mau gue ceritain ini bernama Rosaline. Hmmmph siapa tuh Rosaline? Apa hubungan dia sama si Roy?

Bukan, bukan. Dia bukan mantannya Roy.

Wajar sih kalau dia kurang dikenal. Sosoknya memang terlupakan begitu saja, padahal memainkan peran penting terhadap kisah cinta paling tersohor sepanjang masa. Romeo dan Juliet.

Sosok Rosaline hanya disebutkan di awal cerita naskah asli Love’s Tragedy of Romeo and Juliet. Tetapi ketika cerita tersebut dipentaskan pertama kali, sedikitpun cerita mengenainya tidak ada. Karakternya tak pernah diperankan. Kasihan ya.

Jadi siapa sih sebenarnya Rosaline?

Dia adalah cinta pertamanya Romeo. Wanita cantik yang dicintai Romeo dengan menggebu-gebu. Tetapi ia telah mematahkan hati sang Romeo. Kenapa ya doi nolak Romeo yang notabene ganteng dan romantis itu? Apa karena Romeo terlalu baik untuknya? Biasanya kan suka gitu ya wanita, menolak ‘nice guy’ demi ‘jerk’.

Ya simpel karena ia tidak memiliki perasaan yang sama kepada Romeo. Ia tak dapat membalasnya karena perasaan kan enggak pernah bisa dipaksakan. At least Rosaline ini bukan tipe ‘keeping fans’ ya. Enggak suka ya udah, bukannya dijadiin TTM atau di-friendzone-in kayak cewek-cewek super gatal jaman sekarang.

Meh!

Heartbreaker. Orang yang mematahkan hati yang mencintainya. Bisa dengan menduakan, mempermainkan, atau cukup dengan menolak. Dan orang yang menyandang predikat sebagai heart breaker tidak punya pilihan lain selain siap-siap dibenci sama orang yang sudah tersakiti olehnya. Oleh karena itu, mereka dipandang negatif. Dihujat, dinyinyirin, dipojokkan dan ikut disebelin sama temannya orang yang disakiti karena solidaritas.

Pernah enggak mikirin perasaan si heart breaker itu. Buat apa juga ya? Mereka juga gak mikirin perasaan kita kan? Ya tapi apa iya dia sengaja menyakiti? Apakah dia benar-benar bisa hidup tenang dan bahagia di atas penderitaan orang yang sudah tersakiti itu?

Dalam kasus Rosaline, dikisahkan saat itu memang Romeo sangat patah hati dan sempat tidak bisa menerima kenyataan pahit. Kalau Romeo punya twitter, pasti Timeline-nya udah galau akut deh pasti. Dendi Riandi mah lewat.

Rosaline juga diliputi rasa bersalah melihat Romeo yang terluka. Dan untuk mengurangi rasa bersalah, ia mengundang Romeo ke acara pesta Capulet. Disitulah tempat dimana Romeo bertemu dan berkenalan dengan Juliet. You know the rest of the story, please skip about the tragedy.

Kenapa kita enggak melihat dari sisi positifnya seorang heart breaker, seperti si Rosaline ini. Kalau dia enggak ada, kalau dia enggak menolak Romeo, maka kisah Romeo dan Juliet tak akan pernah terjadi. Jadinya Romeo dan Rosaline. Behehehek.

Lalu bagaimana dengan kelanjutan kisah hidup Rosaline? Tak pernah diceritakan. Terlupakan.

Bukankah memang begitu seharusnya memperlakukan seorang heart breaker? Lupakan.

Sudahlah, cukup membuang energi dengan begitu membencinya. Justru karena benci, kita malah selalu kepikiran kan. Forget that they’ve ever existed and forgive yourself for once loving them. Mungkin itu cara terbaik untuk menghargai keberadaannya dan berterima kasih. Iya berterima kasih, karena patah hati adalah batu loncatan untuk menemukan kekasih sejati kelak.

Seperti Romeo yang menemukan Juliet.

🙂

Percayalah, para heart breaker tidak benar-benar tenang kok melihat orang yang sudah disakitinya bisa move on dan cepat pulih. Mereka kadang sebel berat kalau sampai dilupakan gitu aja. Reaksinya macam-macam, ada yang marah-marah enggak terima dijauhin. Apalagi kalau dulunya sahabat gitu deh (bukan pengalaman gue).

Jadi gini deh ya para Rosaline-wati dan Rosaline-wan di luar sana. Kami, ecieee kami, ya pokoknya para orang yang pernah tersakiti oleh kalian. Kami sih pada akhirnya akan ikhlas dan menerima kenyataan. Kami juga pada akhirnya memaafkan kalian. Tapi maaf juga kalau jalan yang kami tempuh adalah dengan melupakan dan kemudian menjauhi kalian. Kenapa? Yaudah sih!

Kenapa jadi menyayangkan kami yang kalian anggap tidak tulus sebagai teman. Ketika cinta tidak bisa dipaksakan kemudian pergi meninggalkan.  Kalau persahabatan real, pasti stay. Dih yaudah sih!

YAUDAH SIH!

You can’t have everything because life is a choise, no? Yakali mau dua-duanya. Pacaran sama orang lain tapi mempertahankan yang naksir…sebagai teman. Enak banget lo! Ada harga mahal yang harus dibayar karena suatu pilihan. Lo pilih orang lain, ya lo kehilangan fans. Is it fair enough?

Mulai sekarang kita sama-sama hidup tenang ya. Kami hidup tenang karena akhirnya gak tersakiti kalian lagi, kalian hidup tenang dalam rasa bersalah. Hahaha.

Gak terima? YAUDAH SIH.

One thought on “The Heart Breaker

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s