A lot can happen in a year..
Sebenarnya gue enggak niat bikin tulisan apapun sebagai penutup tahun 2014, tapi sewaktu di kamar lihat barang ini gue mendadak pingin nulis.
Iya, gambar ini adalah terompet. Terompet akhir tahun 2013 lalu. Terompet mini yang bentuknya udah pletat-pletot ini jadi saksi bisu bagaimana gue mengawali tahun 2014 dengan gamang.
Siapa sih yang enggak kepingin melewati pergantian tahun bersama orang terkasih. Dalam hal ini, gue kepingin banget kayak tahun sebelumnya yang rayain tahun baru dengan si mantan jadi sahabat itu.
Tapi dia enggak mau </3
Sedih banget deh, kami malah jadi bertengkar hebat. Dia bilang dia mau tahun baruan bareng anak motor tanpa melibatkan gue. Gue yang sangat memaksa dia untuk pergi sama gue malah berujung bikin dia marah hebat. Dia enggak mau jawab telepon dan balas semua pesan gue.
Untung masih ada sahabat gue Gelaph yang juga enggak ada acara tahun baru. Jadi gue enggak sendirian lah at least dan enggak ngenes-ngenes amat tahun baru gue jadinya.
Kami berdua merayakan pergantian tahun 2013 di Pizza E Birra untuk mendengar live music. Sementara mulut gue enggak berhenti ngunyah french fries, pikiran gue melayang enggak karuan. Jelas gue enggak lagi spesial buat cowok kesayangan gue itu sampai-sampai lebih memilih geng motornya dibanding gue. Atau malah karena dia tahun baruan sama cewek lain? Hak dia juga sih. *nunduk*
Lima. Empat. Tiga. Dua. Satu. Happy New year!!!!
TEEEEEEETTTTTT. TEEETTTTTTT. TEEEEETTTT.
Semua pengunjung E Birra pun berlomba meniupkan terompetnya. Kecuali gue. Saat itu seperti enggak punya semangat untuk menyambut 2014. Dalam hati gue bertanya-tanya, bagaimana bisa nanti menjalani 2014 gue tanpa si dia yang masih sangat gue pikirkan ini. Gue tau dia sedang serius marah sama gue, karena pesan tahun baru gue pun diabaikan olehnya.
Mungkin ini pertama kali dalam hidup gue, sedikitpun enggak punya harapan atau resolusi di 2014. Kosong.
Tapi siapa yang pernah menyangka, tahun 2014 malah jadi tahun yang super duper berkesan untuk gue. One of my memorable years ever. Di tahun ini gue benar-benar merasakannya naik turun terutama masalah percintaan, persahabatan, keluarga, dan lainnya. Dan di balik permasalahan-permasalahan itu, gue mencoba menerima dan menghibur diri dengan melakukan banyak hal yang gue suka. Salah satunya traveling. Berikut adalah kilas balik kisah dan perjalanan gue selama 2014.
Januari
Dalam keadaan galau karena belum juga mendapatkan maaf, gue bersama anak kantor berwisata ke Gunung Galunggung. Gue kan paling enggak kuat ya naik gunung, apalagi ada 600 lebih anak tangga untuk mencapai puncak gunungnya. Yasudahlah daripada gue stress, gue jabanin aja deh tuh naik Galunggung. Sumpah mau pingsan! Satu hal yang gue sadari saat gue lagi berusaha pelan-pelan menaiki anak tangga, gue anggap sedih-sedihnya hati gue ini kayak mendaki gunung. Kata orang, Love is like a mountain. Hard to climb, but once you get to the top the view is beautiful. Capek banget rasanya hati ini, tapi nanti kan suatu saat akan ada ending yang manis juga… Ya kan? 😀
Seminggu setelahnya, gue baikan juga sama dia. Ya itu pun setelah gue mengirimkan cupcake tanda maaf ini.
Februari
Going honeymoon with my bestfriend to Phuket! Sebenarnya tiket ke Phuket sudah dibeli jauuuuuuuh hari sebelumnya. Rencana perginya sih bertiga sama Gelaph dan Evan, tapi menjelang hari H eh si Evan-nya cancel. Apes banget kita pergi di saat Thailand lagi rusuh karena ada demo menggulingkan pemerintahan. Gue sih dapat info dari kenalan yang tinggal di sana agar cari penginapan di daerah yang jauh dari konflik. Dengan pedenya gue booking saja hotel di daerah Siam.
“Gels, hotel aman ya dari daerah demo. Pokoknya gue cari yang dekat pusat perbelanjaan.” Gelaph sih ngikut-ngikut aja anaknya.
Sampai Siam, gue dan Gelaph bingung. Kok rame banget ya, banyak tenda-tenda gitu di jalanan dan orang orasi di panggung besar. Yaelah, ternyata di Siam itu salah satu titik demonya. Geblek enggak sih gue? Mamam tuh dekat pusat shopping. Hahahaha.

Maret
Gue bersama anak kantor yang ke Galunggung bareng, memutuskan untuk pergi trip ke Lampung. Tujuan kami adalah hunting lumba-lumba di Kiluan dan nengokin saudara di Way kambas. Salah satu perjalanan favorit gue karena teman-teman seperjalanan yang asik banget. Enggak ada habisnya ketawa sepanjang jalan. 😀
There is no better traveling than traveling with your best companion.

Perjalanan kembali dari Lampung yaitu tengah malam di tanggal 31, tepat ulang tahun si dia. Dari atas kapal feri gue mengucapkan selamat ulang tahun yang membuat dia senang saat itu. Malamnya setelah gue di Jakarta, kami merayakan ultahnya bersama. Thanks ya dear, for celebrating the most important day of your life with me..
April
Kerja. Kerja. Kerja. %&$^#$#%$^&^*&*())_()*(&%^%
Yaudah enggak apa-apa demi bisa liburan ya kaaan
Mei
My month! Bulan kelahiran gue dan di tahun 2014 ini, gue menginjak usia yang bikin gue enggak protes lagi kalau dipanggil dengan sebutan ibu. Iya, gue udah tua. Akhirnya selesai juga era 20-an gue dalam keadaan masih single. Ya memang sudah takdirnya, lalu buat apa gue berkecil hati?
Di bulan yang istimewa ini, gue berkesempatan pergi ke Raja Ampat!! Subhanallah. It was the best birthday gift ever lah. Damn I was so lucky. Coba kalau gue sudah menikah dan punya buntut, agak susah kan bepergian sampai ke Papua. See, there’s always a hikmah di balik telatnya menikah. Hehe
Juni
On this month, I got an unexpected journey to New Zealand. Yay! Gue berkesempatan juga mengunjungi langsung negara dimana jumlah sapi dan dombanya lebih banyak daripada manusianya. My best traveling destination ever, yaitu kampung Hobbit di Hobbiton. Bagus banget meski edan mahal pisan. Tapi enggak bohong deh, as seen on movie. Keren abis.
Sebenarnya salah satu tujuan gue pergi ke NZ itu silly banget. Gue kepingin lihat langsung burung albatross yang posisi terdekat dari Indonesia ya hanya di NZ. Burung albatross adalah hewan favoritnya cowok terkasih gue itu. Katanya, albatross itu salah satu hewan paling setia. Dia punya sayap yang lebar makanya bisa terbang lintas samudera untuk cari makan. Tapi sejauh apapun pergi dia akan kembali ke betinanya.
Demi mewujudkan impiannya untuk melihat albatross, gue memutuskan untuk lebih dulu ke sana hehe. Cerita lengkap perjalanan gue menemukan albatross akan gue share lain waktu deh :p
Juli
Fokus ibadah nih, soalnya lagi bulan puasa. Hehe.
Agustus
Goodbye To the Old, Hello To The New. Luar biasa nih bulan Agustus. Mungkin the best bulan ever of the year lah. Tanpa gue sangka-sangka, hubungan gue dengan si dia benar-benar kandas. Untungnya baik-baik sih kami memutuskan saling menjauh, bahkan persahabatan kami yang sudah masuk tahun kelima pun harus diikhlaskan. Berat sih. Tapi gue sendiri heran kok ya enggak nangis. Mungkin karena sudah terlalu lelah dan memang ini lah saatnya untuk menerima. Kalau kemarin-kemarin kan mau dipaksa kayak gimana juga enggak berhasil karena belum waktunya. Semua akan move on pada waktunya.
Dan untuk pertama kalinya juga, gue bisa traveling dengan damai tanpa kepikiran sakit hati atau kangen atau whatever lah. Di Agustus ini gue bisa jalan-jalan ke Pulau Komodo berkat Garuda! Horeee. Jadi, poin GFF yang gue kumpulin sejak tahun 2007 harus segera ditukar kalau enggak ya expired. Ternyata, poinnya cukup lho untuk pergi PP Jakarta – Labuan Bajo. Selain landscape yang luar biasa keren, di Komodo ini gue dapat teman-teman baru yang asik-asik.
Pulang dari Komodo, selang seminggu kemudian gue ikut trip ke Dieng untuk menghadiri Dieng Culture Festival. Festival ini ditandai dengan melepaskan lampion ke langit yang diiringi kembang api.
Ah kembang api. Terakhir kali menikmati fireworks saat tahun baru 2013 bersamanya. Gue sendiri berasa khusyuk banget saat melepas lampion ke langit.
Let go. Don’t hold on something that isn’t real.
Hati gue tenang banget saat melepas lampion. Tak seberat yang gue pikir ternyata.
Tengah malamnya, gue sudah harus bersiap untuk mendaki gunung Prau. Iya beneran. Gue pasrah sajalah mengingat gue enggak kuat mendaki karena punya darah rendah, jadi nanti sekuatnya saja. Tapi ternyata gue sanggup!
Sangat membanggakan ketika gue berhasil mendaki gunung Prau setinggi 2,500 kaki. Gue kuat, pemirsa!! *Jingkrak-jingkrak*
Perjalanan mulai jam 2 pagi dan sampai puncak Prau jam 5 pagi disambut mentari pagi dan suddenly gue berasa punya harapan baru. Yes, God has a better plan than I have to my self.
Ini kayak sudah diatur semesta. Ketika gue sudah bisa merelakan, perlahan muncul cerita baru di hidup gue :p
September
Mia-nya masih sibuk cari duit nih. Lagi senang-senangnya kerja sampai lupa cari cowok. Sahabat gue sampai khawatir lho lihat gue yang terlalu enjoy sendiri. Tapi gue nyaman banget kok begini. Ada tiga pria baru yang sedang mendekati gue di bulan ini. Tapi gue belum siap aja buka hati lagi.
Apesnya di bulan ini, gue dilabrak sama istrinya teman gue. Apes. Selingkuh kagak, dituduh gatel iya. Hadeuh. Males banget gue harus perang via What’s App gitu, ya gue block aja. Eh tuh cewek pindah ke SMS. Auk ah, enggak penting. Gue diemin, capek sendiri kan dia. Pffft.
Oktober
There’s always a first time of everything. And for me, it’s diving..12 meters under Weh island. Yey. Gue nekat juga untuk ikutan diving dan ternyata so much fun! When you’re under the deep blue sea, you forget all your life problem.
Di akhir Oktober, gue implulsive traveling ke KL cuma karena nemenin sahabat gue yang enggak mau sendirian terbang ke sana buat nonton motoGP. Jadilah gue dan dua sahabat cewek lain weekend getaway ke KL dan Malaka. Btw, Malaka itu keren ya. Gue suka banget sama nih kota. Andai saja kota tua di Jakarta bisa sekece bangunan merah di Malaka ya…
Tentang ehm, masalah percintaan..ternyata dari 3 cowok yang sudah gue singgung di atas menyempit jadi satu. Karena gue malas-malasan, mereka mundur juga. Gue pikir yasudahlah dari pada enggak ada ya kan… Meski akhirnya buruk juga (baca: Tinderella Story)
November
Gue semakin addicted sama yang namanya pantai dan air laut. Jadi gue putuskan untuk pergi ke Lombok di bulan ini sebagai hadiah akhir tahun.
Desember
Kondisi kesehatan kakak gue semakin drop. Gue belom banyak bercerita kalau Oktober tahun lalu, kakak gue didiagnosa terkena cancer ovarium. Keluarga gue shock banget karena ini baru pertama terjadi di keluarga besar. Selama 2014 kakak gue menjalani 6 x kemo setelah operasi pengangkatan rahim. Kondisi membaik setelahnya, tapi awal Desember tetiba dia drop lagi 😦
Ujian berat malah datang di penghujung tahun, selain gue yang harus seminggu full tidur di Dharmais untuk menjaga kakak gue, lagi-lagi gue dilabrak cewek yang mengaku sebagai istri dari cowok yang sedang dekat dengan gue (baca Tinderella Story)
Well, ini memang tahunnya gue ya. Dua kali gagal percintaan dan dua kali dilabrak istri orang!!!
Hahahahahiks.
Tapi gue baik-baik saja. Bener deh. Dari apa yang sudah gue jalani di 2014 ini…ada yang bisa gue sharing ke orang lain. Everything will be okay.
It might take a while. You might have days where you feel like everything is hopeless and nights when you just cry and everything just hurts. But I’m telling you that you will be okay. There is always a little bit of hope and as cliché as it sounds, happiness can be found even in the darkness of times if one only remembers to turn on the lights.
Make your self distracted by any positive activities. Travel a lot, go somewhere you’ve never been before. Take long showers. Eat some good foods. Curl up on your bed with warm blankets and re-read your favourite books. Get lost in your favourite worlds and dream.
And then one day, when you wake up you’ll realize it’s okay. It doesn’t hurt as much and you will be fine.
Saat mengetik catatan akhir tahun ini gue lihat lagi terompet yang terpajang di kamar gue. Fungsi terompet itu untuk ditiup dan akan mengeluarkan sebuah melodi. Persis hidup.
Life is like a trumpet. If you don’t put anything into it, then you don’t get anything out of it. Buat apa hanya disimpan dan dijadikan pajangan? Itu hanya akan menjadi pengingat akan hal-hal buruk yang terjadi sejak malam itu gue hanya menatap kosong si terompet.
Jadi, terompet ini akan gue mainkan saat pergantian tahun nanti. Satu bunyian panjang untuk melepas 2014.
TEEEEEEET.
Terima kasih 2014 atas pelajaran berharga yang sudah gue dapat, tentang melepaskan…dan tentang menerima. Atas pengalaman traveling yang luar biasa.
Satu bunyian panjang lagi untuk menyambut 2015.
TEEEEEEET.
Selamat datang 2015. Tidak seperti tahun lalu, gue akan bersenang-senang menyambut 2015 dengan sebuah harapan kalau semuanya pasti jadi lebih baik. Gue berdoa untuk kesehatan kakak gue, nyokap dan bokap gue. Gue berharap karir dan rejeki yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Dan enggak akan pernah bosan, untuk meminta dipertemukan dengan soulmate gue. Aamiiin.
Cheers…to the year of fun!
One thought on “Trumpet”