-A Very Special Thanks-
Dear temans yang setia suka baca tulisan enggak jelas gue,
Pernah kebayang enggak sih kalo hobi corat-coret gue berbuah menulis sebuah buku? Pasti enggak! Sama gue juga enggak. Apalagi pas main-main ke Gramed buat hunting buku. Sama sekali enggak kepikiran bahwa nama gue akan tertulis sebagai pengarang salah satu buku yang banyak tersebar di tumpukan buku di toko buku.
Lagipula tulisan gue cuma asal dan enggak ada tekniknya, curhatan pula. Mana layak jadi buku.
Tapi Tuhan berkehendak lain rupanya.
Tanggal 26 Mei 2012, buku pertama gue, Trave(love)ing, akhirnya terbit. Buku ini dibuat bersama 3 sahabat yang akrab di Twitter. Rasanya seperti…ah sulit melukiskannya. Pokoknya gue norak deh hehe.
Di special thanks buku sebenarnya kalau boleh sih gue tulis semua nama yang sudah memberikan kontribusi, mulai dari ide, proses pembuatan, sampai terbit. Tapi jadi bisa satu buku sendiri itu sih…
Makanya tulisan ini sengaja gue buat sebagai special thanks kepada orang-orang itu. Here we go…
1. Mau enggak mau sih, gue tulis sang pemberi inspirasi di list paling atas. Kenapa, karena kalau enggak pernah ada cinta di antara kita, enggak akan ada cerita. Mungkin memang dia dikirimkan ke hidup gue supaya gue bisa jadi orang yang membanggakan dan bermanfaat bagi sekitar. Manfaat? Iya, siapa tau kan tulisan gue bisa jadi inspirasi juga bagi orang lain yang membacanya. 🙂
2. Dendi. Sahabat gue, teman dari SMA. Doi tuh yang memberanikan gue untuk enggak cuma jadi penikmat tulisan, tapi juga menulis. Mulai dari nulis 140 karakter di Twitter, tulisan di notes, dan di blog. Dan tulisan doi yang ter-mahsyur: The Nekad Traveler itu yang sudah memotivasi gue untuk pertama kali menulis sebuah notes yang berbentuk cerita. Gara-gara Dendi juga, gue kenal sama Roy.
3. Roy. Kalau enggak ada doi, enggak akan ada Trave(love)ing. Ide pertama kali membuat novel ini datangnya dari Roy. Syukur alhamdulillah yang diajak itu termasuk gue, yang notabene pengetahuan teknik nulisnya NOL BESAR. Roy itu penulis novel komedi, sudah menelurkan beberapa buku sendiri maupun keroyokan. Waktu doi ngajakin, gue teriak di kamar kos. Serius! Kabar baik yang enggak pernah diharap-harap ataupun disangka-sangka. Gue, Dendi, dan Roy itu gank di Twitter yang suka ikut mainan kata-kata berirama gitu. Anggota satu lagi si Gelaph. Jadilah berempat ini bikin proyek novel tentang cinta berlatar perjalanan.
Kalo beberapa pembaca ada yang suka banget sama cerita gue itu, sebenarnya, hmmm bongkar dapur nih, ada ide Roy dibaliknya. Roy always comes up with his brilliant idea. Enggak cuma itu, doi juga editor pribadi gue, pemberi masukan enaknya begini enaknya begitu. Ah nih bocah benar-benar orang dibalik layar tulisan gue banget deh. Gue enggak bisa move on dari Roy nih. Doi akan selalu jadi draft reader gue! *Sambil mengepalkan tangan di udara*
4. Gelaph. Doi gue kenal dari si Dian, staf gue di EY dulu. Mungkin karena sama-sama Taurus jadi cocok aja gitu. Doi sih sudah lebih dulu nulis dibanding gue. Gue suka banget sama tulisan-tulisan cerdas doi.So, doi juga salah satu yang memotivasi gue untuk ikut-ikut ngelatih nulis di blog. Kami berdua juga punya blog yang kami asuh bersama, kumpulan cerpen yang ditampung di sebuah blog bernama working-paper.com. Mumpung sama-sama belum ada keluarga yang diurus kan. :p
5. Ortu dan kakak gue. Alasan utama untuk pulang di setiap perjalanan. Selalu bikin gue homesick nih. Awalnya gue takut banget setelah baca bukunya mereka akan marah melihat pengorbanan gue untuk seorang cowok sampai segitunya. Tapi ternyata enggak marah. Mereka senang melihat gue semangat lagi. Kata mereka, gue hanya terlalu baik untuk dipasangkn dengan yang enggak baik. Jadi sudah dipilihkan yang terbaik juga sama Tuhan untuk gue. Yess!
6. Diesti & Nunik. Diesti itu saksi waktu Roy ngajakin bikin novel hehe. Masih ingat gimana senangnya gue kan, Des? Doi bersama Nunik juga setia dengerin curhatan gue malam-malam, sampai nangis-nangis hehe. Thanks ya Ti, Nik, dukungan dan kehadiran lo berdua saat gue lagi ngenes-ngenesnya itu sangat-sangat berarti. 🙂
7. Helina. Sahabat dari SMA sampai sekarang. Teman menggila bersama bersama Efa, Adi, Doni, Yudhi. Aaaaak atu taneeeen taliaaaan. :))
8. Oppie, ibunya Al. Sahabat yang selalu ngebanggain gue. Pembaca setia tulisan gue, setiap draft yang selesai gue buat, gue kirim ke Oppie. Kata-kata dahsyatnya selalu membesarkan hati gue dalam menghadapi masalah. Belum lagi senyum baby Al yang selalu bikin gue kangen itu lhoooo. Makasih ya sayang. :p
9. Mba Kemek, Ginceng, Pak Haji, Juni, Kakak, dan Hafidh. Sahabat di kantor yang sudah kayak saudara. Mereka yang enggak pernah rela ngeliat gue disakitin. Saran-saran dari mereka yang memotivasi gue untuk bangkit. Bangga kan teman kalian ini ada juga kelebihannya selain kekurangannya yang ceroboh, suka numpahin makanan, ngilangin voucher karoke, dan masih banyak nyebelin lainnya. Hahahaha.
10. Gank Galon dan Akun UI-ers. Nani, Rini, Neni, Deha, Etha, Ima, Inne, Meily, Carla, Muli, Imel, Desita, Lucy, Denny, Tetty. Sahabat satu dekade lebih hehe. Kalian yang bisa kapan aja gue panggil untuk menghibur gue. Jangan pernah bosen yaaa. 🙂
11. Ex EY-ers and Ex-LG-ers. Dian, Achip, Nia, Robai, Betty, Putri, Dila, Ncus, Mas Ade, Adit, Riyan. Kalian sedikit banyak berkontribusi di cerita cinta gue ya. 🙂
12. Gank Vico. Tiara, Hanny, dan Handy. Sahabat baru gue. Gue enggak bisa banyak ngomong tapi kalian bertiga pasti sudah pahami banget. Thanks for sticking around. 😀
Last but not least. Semua yang pernah gue temui, kenal or enggak. Yang secara langsung maupun enggak sudah memberikan inspirasi. Terutama orang-orang yang gue follow di Twitter, para pengarang buku-buku yang gue baca (Ika Natassa dengan tulisan Traveling is-nya yang menginspirasi gue), penulis lagu-lagu yang gue suka, penulis naskah film-film yang gue gemari, pengarang kutipan-kutipan indah yang gue berikan tanda bintang, dan para teman blogger (cieeee gaya banget yang jadi blogger :p).
Terima kasih.
Terima kasih.
Terima kasih Tuhan, atas jalan hidup ini yang kadang luka, tapi selalu ada suka. Berkati terus jalanku agar enggak berhenti sampai di Trave(love)ing ya.
Berikutnya gue harus juga bisa menelurkan karya-karya lainnya, baik sendiri maupun bareng-bareng penulis lainnya.
Sekali lagi,
mohon doa restu ya kawaaaan…. 😀
Eh btw, sudah beli kan ya? Kalau belum, hanya segitu sajakah pertemanan kita???
#DRAMA