What’s so special about 2012?
For me, it was special because during the year, I’ve been feeling so many ups and downs.
Berikut kaleidoskop peristiwa penting yang gue alami selama 2012.
Januari
Awal tahun 2012 masih gue lewati dengan kegalauan sisa bawaan dr 2011. Gue seharusnya bisa menutupi kesedihan hati dengan merayakan pergantian tahun di Bali, nyatanya tanggal 31 Desember gue harus kembali ke Jakarta. Gue ingat sewaktu check in di Ngurah Rai, petugasnya sampai terheran, kenapa enggak pulang besok? Yang gue berharap bisa menjawabnya dengan “Emang masalah buat lo?” tapi akhirnya senyuman lirih yang bisa gue berikan. Dan saat itulah pertama kali gue mengetik tweet tentang label fragile pada koper sekaligus hati, yang kemudian gue tulis juga di novel Trave(love)ing. Di bulan Januari ini gue gempor-gemporan membuat draft calon novel pertama gue. Pas banget dengan suasana hati gue yang..sebutlah..kesal karena sang mantan punya pacar duluan. Dan ya, gue kesal karena doi sering memamerkan kemesraannya atau sekedar suasana hatinya yang senang ketika bersama wanitanya. Entahlah, tapi beberapa tweetnya masih memojokkan gue. Dia berusaha membandingkan dengan waktu bersama gue dulu. Crap!
Februari.
Gue rawat inap di RS dong. Seumur-umur gue sampe masuk RS tuh cuma waktu mau operasi amandel, dan di awal tahun gue udah divonis infeksi kantung kemih. Penyebab utamanya karena gue sering nahan pipis plus kurang minum.
Maret.
Sewaktu akhir tahun 2011 di Bali, gue bertemu seorang teman baru, pria. Sebut saja rendang. Dia menyenangkan dan di bulan Maret kami makin akrab. Kedekatan kami cukup membuat gue lupa dari kesedihan. Dialah orang yang membuat gue berani memutuskan kontak dengan si mantan. Gue harus menghapusnya, karena dengan gue tau aktivitasnya dengan wanitanya akan membuat gue makin sakit. Bahkan di hari ultah mantan, akhir maret, gue lalui bersama rendang di Bromo. Tapi gue sadar, gue harus menjaga hati agar tak terjatuh padanya. Gue belum siap terluka lagi.
Sementara itu, draft Trave(love)ing sedang dalam proses editing oleh penerbit (‘-‘)9
April.
Gue makin menikmati kedekatan kami, tapi ternyata gue malah nyaman dalam kakak-adik-zone. Umurnya dua tahun lebih muda dan gue yang bungsu seakan memiliki adik baru. Tapi rupanya ketenangan gue terusik oleh ulah mantan yang enggak terima sikap gue yang memutus kontak. Ditambah lagi, teman-teman dia malah jadi tambah dekat dengan gue. Padahal maksud gue menjauh baik, gue yang dianggap sahabat olehnya, enggak mau jadi pengganggu dia dan wanitanya. Kami bertengkar hebat. Kami saling marah dan mencaci, lalu berujung dengan saling menangis meratapi semua yang terjadi di antara kami. Akhirnya kami sepakat saling memaafkan dan melanjutkan hidup masing-masing.
Akhir bulan ditandai dengan naik cetaknya Trave(love)ing 🙂
Mei.
My month. My birth day. Saat yang menggembirakan melihat begitu banyak teman yang peduli. Surprise kue ultah, kiriman bunga, dan kado yang melimpah. Ditambah lagi, tanggal 26 Mei, debut pertama gue sebagai penulis terealisasi. Trave(love)ing akhirnya terbit juga. Akhirnya, galau putus cinta menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Di titik ini gue baru memahami, the reason why my relationship with him didn’t work. Life happens!
Juni.
Holiday! Saatnya melepas penat dengan nge-USS di awal bulan. Lalu akhir bulan berpelesir ke Lombok.
Juli.
Surprisingly, gue bisa baikan lagi dengan mantan. Masih awkward dikit sih, tapi gue merasa sudah ikhlas banget sampe bisa nerima kehadirannya lagi di hidup gue sebatas teman.
Sementara itu, di bulan ini Trave(love)ing lagi laris-larisnya. Di beberapa Gramedia sudah nangkring di tumpukan best seller dan best fiction di Plasa Semanggi. Many thanks you, you, and you 🙂
Agustus.
Wait? Pacarnya si mantan enggak marah apa cowoknya kontekan lagi sama gue? Ternyata mereka sudah bubar. Sorry to hear that 😐
Lalu bagaimana dengan rendang? Pekerjaan dia yang di luar kota juga membuat hubungan kami renggang. Sesekali hanya mention di twitter.
Yang lucu, suatu hari di GI gue diajak kenalan oleh bule Perancis. Dia blak-blakan bilang menyukai gue dan minta nomor handphone gue. Gila kan! Untung gue sadar konsekuensi menjalin hubungan dengan bule, so gue enggak angkat telpon dan abaikan sms-nya. Hilang kesampatan dapat pacar? Belum saatnya mungkin 🙂
September
Bulan ini adalah titik hubungan kami yang dimulai kembali dari nol, kembali sebagai sahabat. Ibarat pita kaset, ada satu bagian rekaman yang sengaja diputus dan dibuang. Yaitu bagian dimana pernah ada asmara terselip di persahabatan kami. Kami sepakat untuk sama-sama melupakan kenangan pahit itu di tanggal 4 September. Pita yang dihapus adalah semua kenangan yang tercatat mulai 4 September 2010 – 4 September 2012. Tanggal 5 dan seterusnya menjadi awal yang baru bagi pertemanan kami.
Oktober
Resolusi 2012 gue tercapai. Ke Eropa. Iya, EROPA. Selama dua minggu gue menginjakkan kaki ke Belanda, Brussels, dan Paris. Mengunjungi Eiffel adalah impian hidup gue yang akhirnya tercapai. Alhamdulillah.
November.
Trave(love)ing cetakan kedua! Horeee. Tepat di anniversary ke 6 bulan, penerbit Gradien mengabarkan bahwa novel gue dkk akan cetak ulang. Luar biasa 🙂
Desember.
Kakak tercinta satu-satunya menikah juga akhirnya! Jelas peristiwa ini sudah ditunggu oleh keluarga kami sejak lama. Penantian terbayar dengan manis.
Tentang menulis, di bulan ini diisibukkan dengan project buku kedua gue, yang masih dikerjakan bersama teman-teman. Rencananya buku kumcer bertema sepatu ini akan terbit awal 2013.
Ah, penghujung tahun yang sempurna untuk gue.
2012, tahun dimana gue banyak berkenalan dan bekerja sama dengan orang-orang baru. Tahun dimana gue menemukan kembali bagian dari hidup gue yang pernah hilang.
Terima kasih Tuhan. Atas pengalaman berharga yang sudah kulewati, yang menjadikan aku wanita yang lebih dewasa. Atas tangisan yang menjadikanku lebih kuat. Atas tawa dan senyum yang membuat gue optimis. Atas rejeki yang tak Kau kurangi, semoga tetap membuat gue tetap rendah hati.
Semoga di tahun mendatang berkah dan kesehatan masih menyelimutiku dan orang-orang yang kucintai. Amiin
Happy new year 2013!!!