SUPERBASS

Apa perbedaan suara hati, kata orang jaman dulu sama kata Nicki Minaj?

Kalau kata orang jaman dulu: DAG. DIG. DUG.

Kalau kata Nicki Minaj: Boom. Badoom. Boom. Boom. Badoom. Boom. Boom. Bass.

Hahaha. Iya, itu lagu Nicki Minaj yang judulnya Superbass. Liriknya unik dan musiknya juga lucu. Gue suka.

Boy, you got my heartbeat runnin’ away

Beating like a drum and it’s coming your way

Can’t you hear that boom, badoom, boom, boom, badoom, boom, bass?

You got that super bass

Boom, badoom, boom, boom, badoom, boom, bass

Yeah, that’s the super bass

Lewat Superbass si Nicki bikin jatuh cinta terasa lebih meriah dan semangat, kayaknya heboh banget gitu ya pake segala ada stereo di dalam hati sampe ngeluarin bunyi boom boom bass, ketika ketemu seseorang yang ditaksir.

Kapan ya gue terakhir kali ngerasain itu?

Hmmmm. Lupak!

Gila, udah lama banget kayaknya gue gak ngerasain jatuh cinta lagi. Boro-boro boom boom bass, deg deg ser aja sudah lama banget kayaknya gak rasain.

Gue emang sulit jatuh cinta, bisa dihitung mulai akil baligh sampai sekarang tuh ngalamin yang bener-bener jatuh cinta cuma sedikit.

7 kali!

Eh, itu dikit apa banyak? Banyak ya? Hehe. Oke gue sortir lagi, yang bener-bener jatuh cinta baru 3 kali!

Sekali pas SMP. Sekali pas SMA. Sekali pas Kerja. Trus pas kuliah? Gue masih stuck sama cowok jaman SMA dong selama kuliah. Bahkan baru bener-bener kelar pas awal-awal kerja. Ternyata, gue emang punya track record susah move on, ya? Eaaaaa.

Kenapa gue bilang cuma 3 dari 7 kali terlibat asmara? Karena hanya dengan ketiga orang itu gue pernah ngalamin yang superbass di hati gue, dan bertahan cukup lama. Tipe diri gue emang begitu sih, sulit jatuh cinta tapi sekalinya jatuh….dalem bangeeeet. Bangkek!

Waktu SMP kelas 1 akhir, gue naksir kakak kelas gue. Ya tentu saja hanya mengagumi, secara ia anak basket yang keren dan digandrungi cewek –cewek. Gue bingung juga, kenapa bisa lama banget naksir dia dan tahan lho cuma kagum dari jauh. Gue masih inget sampai sekarang bentuk si dia yang berinisial AH. Kulit putih, tinggi, rambut kriwil, dan mata bulat. Kelas kami sebelahan, jadi dia dan gank-nya yang terdiri dari 4 cowok keren itu sering tebar pesona ngelewatin kelas gue. Trus kalau misal papasan, jantung gue gak pernah absen berdebar lebih kencang. Telapak tangan gue juga dingin banget rasanya.

Pada suatu waktu, gue sama dia ikutan pesantren kilat di sekolah. Jadi dicampur secara random gitu kelasnya, dan gue sekelas sama doi! Kalau enggak salah, 3 hari gitu deh pesantren kilatnya. Gak sengaja, kami make baju motif sama persis. Kotak-kotak biru. Dari situ, mulai deh dicengin. Huwaaaa malu banget deh. Ternyata, malah beredar gosip kalau gue naksir si AH (emang iya, tapi kan gak ada yang tau). Tau-tau, gue dilabrak sama mantannya AH.

“Jangan deket-deket sama dia lagi ya!” perintahnya.

Dan gue nangis banget saat itu. Norak ya hihi. Pas akhirnya doi lulus, pelan-pelan ya rasa naksir itu memudar. Tapi gue masih belum bisa lupain dia sepenuhnya, karena gue mau deket sama adik kelas gue karena tampangnya lumayan mirip si AH. Ampun deh.

Karena sudah gak pernah ketemu lagi, mesti tinggal di satu kota, perasaan itu bener-bener hilang. Tepatnya tergantikan sama seseorang yang gue kenal di SMA gue. Dia tidak seputih si AH, tidak setinggi AH juga, punya rambut lurus, tapi matanya sama-sama bulat. Proses jatuh cinta gue sama dia lucu, berawal dari kami yang tak pernah sepaham dan selalu cekcok di kelas. Lama-lama, gue mulai kecarian dong.  Dia bikin gue semangat ke sekolah setiap hari dan bikin ulah ke dia, biasa….cari-cari perhatian.

One of the best feeling in this world is when you look at someone, and he’s already staring at you.

Yang gue inget kami sering banget bertubrukan pandang di tengah pelajaran sekolah. Lalu dia akan melemparkan senyumannya yang manis, sayangnya gue tanggapi dengan buang muka. Padahal itu gue gugup gila! Tapi dia nyangka gue bener-bener sebel sama dia. Gue tahu itu karena curhatan dia ke temannya, nyampe ke gue.

Gue pikir perasaan gue ke cowok berinisial AK ini hanya bertahan selama 3 tahun SMA saja. Nyatanya, perasaan gue dalem juga. Gue kuliah di Depok dan dia di salah satu kota di Jawa Tengah, gak bikin gue bisa berpaling ke lain hati. Gue deket dan jalan sama cowok lain, hati gue tetep ke dia. Mungkin karena kami komunikasi masih intens, masih rajin sms-an sampai gue lulus dan kerja. Meski nggak bikin hati gue superbass lagi, tapi kalau malam hari seringnya bukan mikirin cowok gue malah mikirin dia! Gebleg!

Lalu gue bertemu orang lain, yang bikin completely lupa sama perasaan gue dengan AK. Lagi-lagi berinisial A. Kebetulan yang aneh, kan!

Jatuh cinta gue beda sama sebelum-sebelumnya. Dengan AH dan AK, tanpa mereka berbuat apapun gue bisa jatuh cinta. Sama si A yang terakhir ini, gue dibuat jatuh cinta olehnya. Kami tidak bertemu setiap hari, seperti dulu gue hampir setiap hari melihat AH dan AK. Tapi…

dia membuat mata gue berbinar, ketika layar monitor laptop gue kelap-kelip karena ada chatting masuk darinya..

dia membuat bibir gue tersenyum, ketika handphone gue membunyikan nada yang sudah gue set khusus untuk panggilan telepon darinya..

dia membuat perut gue terasa mules dan panik, ketika tiba-tiba muncul di depan rumah..

dia membuat lengan gue mampu menumpu pada dagu gue tanpa lelah, ketika memperhatikannya yang sedang panjang bercerita tentang apa saja..

dia, membuat hati gue membunyikan superbass, ketika menyelipkan jemarinya pada jemari gue dan menggandengnya erat..

Tapi itu sudah lama berlalu. Setelah kisah bersamanya usai, belum ada lagi pria yang mampu membuat gue jatuh cinta. Jujur, gue kangen dengan perasaan menyenangkan saat jatuh cinta. Gue ingin ber-superbass ria lagi.

Lalu gue sadar, mengapa belum juga dianugerahi perasaan jatuh cinta lagi. Karena selama ini gue bukan berdoa untuk jatuh cinta lagi, tapi agar diijinkan jatuh cinta hanya kepada jodoh gue kelak.

Gue yakin, rasanya gak bakal kayak superbass lagi. Tapi….pecaaaaaah!!!

😀